DeepSeek Hadapi Serangan Siber Besar-besaran di Puncak Popularitasnya

TIMESINDONESIA, JAKARTA – DeepSeek, aplikasi chatbot AI asal China yang baru dirilis satu minggu lalu, dilaporkan mengalami serangan siber besar-besaran pada Senin (27/1/2025). Serangan ini terjadi di tengah melonjaknya popularitas layanan AI tersebut di Amerika Serikat (AS) dan 110 negara lainnya. DeepSeek, yang dikembangkan oleh perusahaan High-Flyer, sempat menjadi aplikasi gratis teratas di Apple App Store, menggeser posisi ChatGPT milik OpenAI. Namun, serangan siber ini memaksa DeepSeek untuk membatasi pendaftaran pengguna baru dan sempat mengalami pemadaman layanan.
Pemadaman Layanan DeepSeek
Advertisement
Menurut laporan Reuters, Selasa (28/1/2025), DeepSeek mengalami pemadaman (shutdown) di situs webnya, membuat layanan tidak dapat diakses untuk sementara waktu. High-Flyer, perusahaan induk DeepSeek, segera membatasi slot pendaftaran pengguna baru sebagai langkah antisipasi. Pada halaman status resminya, DeepSeek mengonfirmasi bahwa mereka menjadi korban serangan jahat berskala besar yang mulai terjadi pada Senin malam waktu Beijing.
Meskipun tidak merinci jenis serangan, DeepSeek diduga menghadapi serangan Distributed Denial-of-Service (DDoS). Serangan DDoS terjadi ketika sejumlah besar lalu lintas internet dikirim ke server atau platform tertentu, sehingga menghabiskan sumber daya dan membuat layanan tidak dapat diakses. Dalam kasus ini, serangan difokuskan pada API dan platform Web Chat DeepSeek.
“Ini merupakan pemadaman terpanjang yang pernah kami alami,” tulis DeepSeek dalam pernyataannya. Meski demikian, pengguna yang sudah terdaftar masih dapat mengakses layanan seperti biasa.
DeepSeek vs ChatGPT
DeepSeek, yang dirilis pada 10 Januari 2025, langsung mencuri perhatian dunia karena menawarkan fitur serupa dengan ChatGPT namun dengan biaya lebih terjangkau. Layanan ini bahkan sempat menjadi aplikasi gratis teratas di Apple App Store di 111 negara, termasuk AS. Menurut data dari Sensor Tower, firma riset aplikasi, DeepSeek mengalami pertumbuhan unduhan yang signifikan pada 24 Januari 2025, DeepSeek telah diunduh 1 juta kali di Apple App Store dan Google Play.
Dalam tiga hari berikutnya, jumlah unduhan melonjak menjadi 2,6 juta atau lebih dari 80% total unduhan terjadi dalam tujuh hari terakhir.
Keunggulan DeepSeek terletak pada biaya operasional yang lebih rendah. Misalnya, biaya berlangganan DeepSeek hanya $0,50 (Rp 8.000) per bulan, jauh lebih murah dibandingkan ChatGPT yang mematok harga $20 (Rp 323.000) per bulan. Selain itu, DeepSeek menggunakan model DeepSeek-V3 yang mengadopsi sistem open source dan diklaim lebih efisien dalam penggunaan data.
Mengapa DeepSeek Begitu Populer?
Popularitas DeepSeek tidak lepas dari beberapa faktor kunci yakni Biaya Terjangkau. DeepSeek menawarkan layanan AI canggih dengan harga yang jauh lebih murah daripada pesaingnya, membuatnya menarik bagi pengguna global.
DeepSeek juga menawarkan efisiensi data dan kemudahan akses. DeepSeek menggunakan token dengan biaya 27,4 kali lebih murah dibandingkan model OpenAI, sehingga mengurangi biaya operasional. Layanan ini dapat diakses secara gratis dan cepat, dengan opsi berlangganan untuk fitur tambahan.
ChatBot AI China ini juga menggunakan model Open Source. DeepSeek-V3, model AI yang digunakan, diklaim lebih canggih dan mampu bersaing secara global.
Dampak Serangan Siber DeepSeek
Serangan siber ini menjadi ujian besar bagi DeepSeek, terutama di tengah persaingan ketat dengan ChatGPT dan layanan AI lainnya. Meskipun layanan telah kembali normal, insiden ini mengingatkan akan pentingnya keamanan siber dalam pengembangan teknologi AI.
“Serangan ini menunjukkan betapa rentannya infrastruktur digital, terutama untuk layanan yang sedang naik daun seperti DeepSeek,” kata seorang analis keamanan siber.
Respons High-Flyer dan Masa Depan DeepSeek
High-Flyer telah memulai investigasi menyeluruh terhadap serangan ini dan berkomitmen untuk memperkuat sistem keamanannya. Perusahaan juga meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pengguna dan berjanji untuk terus meningkatkan kualitas layanan.
Dengan popularitas yang terus meningkat, DeepSeek diprediksi akan tetap menjadi pesaing kuat bagi ChatGPT dan layanan AI lainnya. Namun, keamanan dan stabilitas layanan akan menjadi kunci untuk mempertahankan kepercayaan pengguna.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |